PELAJARAN BERHARGA DI BALIK MENGANTRI

Beberapa hari yang lalu, secara tidak sengaja saya membuka email [ milik sekolah ] yang sudah lama tidak pernah dibuka. Email itu adalah email keberuntungan buat saya pribadi. Kok bisa? Karena dengan email sekolah itu blog ini diterima Google Adsense. Sudah 3 kali mendaftarkan dengan email pribadi, namun selalu ditolak. Namun dengan email sekolah, akhirnya blog ini malah diterima. Nah, yang menarik dari cerita ini adalah, ada kiriman di INBOX yang membuat saya tertarik untuk membacanya. Email itu berjudul "Matematika VS Antri" yang dikirim oleh I Made Ardana. Cerita itu tentang seorang guru di Australia yang lebih mengutamakan mengajarkan anak didiknya dengan belajar antri daripada Matematika. Saya yakin para orang tua di Indonesia pasti sudah mengenalkan anaknya sejak kecil belajar Matematika, seperti belajar berhitung 1, 2, 3,dan seterusnya. Namun adakah para orang tua sering mengajarkan anaknya belajar antri? Antri melatih kesabaran anak, bila diajarkan dan diterapkan di segala aspek kehidupan ternyata pelajaran berharga di balik antri sangatlah besar manfaatnya. Berikut kutipan yang diambil dari email tersebut.

Seorang guru di Australia pernah berkata, “Kami tidak terlalu khawatir jika anak-anak sekolah dasar kami tidak pandai Matematika. Kami jauh lebih khawatir jika mereka tidak pandai mengantri". 

Sewaktu ditanya : “Mengapa dan kok bisa begitu ? Karena yang terjadi di negara kami justru sebaliknya”.

Inilah jawabannya :

1. Karena kita hanya perlu melatih anak selama 3 bulan saja secara intensif untuk bisa Matematika, sementara kita perlu melatih anak hingga 12 Tahun atau lebih untuk bisa mengantri dan selalu ingat pelajaran berharga di balik proses mengantri.

2. Karena tidak semua anak kelak akan berprofesi menggunakan ilmu matematika kecuali TAMBAH, KALI, KURANG DAN BAGI. Sebagian mereka anak menjadi Penari, Atlet Olimpiade, Penyanyi, Musisi, Pelukis dsb.

3. Karena biasanya hanya sebagian kecil saja dari murid-murid dalam satu kelas yang kelak akan memilih profesi di bidang yang berhubungan dengan Matematika. Sementara SEMUA MURID DALAM SATU KELAS ini pasti akan membutuhkan Etika Moral dan Pelajaran Berharga dari mengantri di sepanjang hidup mereka kelak. 

“Memang ada pelajaran berharga apa dibalik MENGANTRI?”

“Oh iya banyak sekali pelajaran berharganya : 

1. Anak belajar manajemen waktu jika ingin mengantri paling depan datang lebih awal dan persiapan lebih awal.

2. Anak belajar bersabar menunggu gilirannya tiba terutama jika ia di antrian paling belakang.

3. Anak belajar menghormati hak orang lain, yang datang lebih awal dapat giliran lebih awal dan tidak saling serobot merasa diri penting.

4. Anak belajar berdisiplin dan tidak menyerobot hak orang lain.

5. Anak belajar kreatif untuk memikirkan kegiatan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi kebosanan saat mengantri. (di Jepang biasanya orang akan membaca buku saat mengantri)

6. Anak bisa belajar bersosialisasi menyapa dan mengobrol dengan orang lain di antrian.

7. Anak belajar tabah dan sabar menjalani proses dalam mencapai tujuannya.

8. Anak belajar hukum sebab akibat, bahwa jika datang terlambat harus menerima konsekuensinya di antrian belakang.

9. Anak belajar disiplin, teratur dan kerapihan.

10. Anak belajar memiliki RASA MALU, jika ia menyerobot antrian dan hak orang lain.

11. Anak belajar bekerjasama dengan orang2 yang ada di dekatnya jika sementara mengantri ia harus keluar antrian sebentar untuk ke kamar kecil.

12. Anak belajar jujur pada diri sendiri dan pada orang lain dan mungkin masih banyak lagi pelajaran berharga lainnya, silahkan anda temukan sendiri sisanya.

Saya sempat tertegun mendengarkan butir-butir penjelasannya. Dan baru saja menyadari hal ini saat satu ketika mengajak anak kami berkunjung ke tempat bermain anak Kids Zania di Jakarta.

Apa yang di pertontonkan para orang tua pada anaknya, dalam mengantri menunggu giliran sungguh memprihatinkan.

1. Ada orang tua yang memaksa anaknya untuk “menyusup” ke antrian depan dan mengambil hak anak lain yang lebih dulu mengantri dengan rapi. Dan berkata, “Sudah cuek saja, pura-pura gak tau aja !!” 

2. Ada orang tua yang memarahi anaknya dan berkata, “Dasar Penakut”, karena anaknya tidak mau dipaksa menyerobot antrian.

3. Ada orang tua yang menggunakan taktik dan sejuta alasan agar anaknya di perbolehkan masuk antrian depan, karena alasan masih kecil capek ngantri, rumahnya jauh harus segera pulang, dsb. Dan menggunakan taktik yang sama di lokasi antrian permainan yang berbeda.

4. Ada orang tua yang malah marah2 karena di tegur saat anaknya menyerobot antrian, dan menyalahkan orang tua yang menegurnya.

5. Dan berbagai macam kasus lainnya yang mungkin anda pernah alami juga.?

[ Dikutip dari artikel Ayah Edi Konsultan Parenting ] from I Made Ardana

Thanks 4 reading this article !



0 comments:

Posting Komentar

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner